jasa pemasangan fire alarm
Jika Terjadi Kebakaran di Gedung Bertingkat, Ini yang Harus Dilakukan
Setiap pengelola gedung bertingkat harusnya punya persiapan untuk menghadapi bencana kebakaran yang sanggup saja terjadi sewaktu-waktu.
Persiapan berikut menyangkut pembentukan tim penanganan dan ketersediaan peralatan standar yang sanggup bermanfaat dengan baik kala dibutuhkan. Kepala Peleton Grup A Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Suku Dinas Jakarta Selatan Sri Widodo mengatakan, tiap-tiap gedung bertingkat mesti punya tim manajemen keselamatan kebakaran gedung (MKKG). “Tiap gedung bertingkat mesti membentuk MKKG. Tim ini bertugas mengevakuasi, memadamkan kebakaran, dan menyesuaikan seluruh penghuni gedung di titik kumpul yang telah ditentukan,” ujar Widodo kepada Kompas.com, Jumat (26/4/2019). Saat terjadi kebakaran, lanjutnya, masing-masing tim itu melaksanakan tugasnya sesuai prosedur operasional standar (SOP) yang telah ditentukan dan dibantu oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran di wilayahnya. Baca juga: Cegah Kebakaran, Pemerintah Periksa Gedung Bertingkat di Jakarta Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di e-mail kamu jasa intalasi fire alarm .
Daftarkan e-mail Dalam mengevakuasi para penghuni di suatu gedung, tim evakuasi mesti mengfungsikan tangga darurat yang ada dan nantinya mereka dikumpulkan di satu titik kumpul (assembly point) yang ada di area terbuka di luar gedung. “Biasanya gedung-gedung tinggi punya dua tangga, di wing kanan dan kiri. Tim evakuasi mesti menyesuaikan sesuai SOP. Mereka mesti mengfungsikan tangga darurat untuk berkumpul di assembly point,” ucap Widodo. Lihat Foto Simulasi evakuasi korban kebakaran di Gedung Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (26/4/2019).(KOMPAS.com/ERWIN HUTAPEA) Kemudian, tim pemadam kebakaran bertugas memadamkan api dengan mengfungsikan alat pemadam api mudah (APAR) atau fire extinguisher dan hidran. Selagi tim memadamkan api, pengelola gedung mesti memberi kabar kepada Dinas Penanggulangan Kebakaran setempat agar sanggup menunjang pemadaman api dengan kekuatan dan peralatan yang lebih memadai.
“Harus ada orang yang kasih memahami Dinas Penanggulangan Kebakaran. Lalu tim akan datang untuk memadamkan api,” imbuhnya. Di tiap-tiap gedung mesti ada peralatan standar untuk melindungi bangunan itu agar kebakaran tidak semakin membesar. Peralatan itu adalah APAR, hidran, alarm, dan sprinkler. Mesti dipastikan pula seluruhnya itu sanggup bermanfaat dengan baik. “Untuk memproteksi kebakaran, mesti disiapkan APAR, hidran, alarm, dan sprinkler. Semua itu mesti bagus kondisinya, siap digunakan,” tegas Widodo. Simulasi pemadaman kebakaran dan evakuasi korban harusnya diadakan di tiap-tiap gedung bertingkat paling tidak enam bulan sekali atau dua kali didalam setahun. Hal itu mesti ditunaikan agar pengelola tetap siap mengantisipasi dan menangani kebakaran yang bisa saja terjadi.